Pages

Minggu, 18 Juni 2017

NICE HOMEWORK #5 - BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR


NICE HOMEWORK #5
PROGRAM MATRIKULASI INSTITUT IBU PROFESIONAL BATCH 4
“BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR”


Bismillahirrohmaanirrohiim..

Membuat desain pembelajaran, Yup itu adalah tugas NHW #5 kali ini...
Sebenarnya saya agak rancu untuk membuat desain pembelajaran ini, apakah desain ini dibuat untuk anak atau untuk diri saya pribadi sebagai ibu dan guru bagi anak saya. Akan tetapi kali ini saya akan menuliskan saja keduanya agar saya memiliki panduan yang lengkap mengenai desain pembelajaran saya dan anak.

Mengenai desain pembelajaran ini, saya membagi beberapa tahapan yang berbeda.
    I. Desain pembelajaran saya :
  1. tahap mengenali potensi diri
  2. tahap membuat ceklist indikator
  3. tahap membuat evaluasi
    II. Desain pembelajaran anak :
  1. tahap mengenali potensi anak
  2. tahap membuat kurikulum
  3. tahap membuat evaluasi

Saya akan membahas satu persatu tiap tahapan diatas.

I. Desain pembelajaran saya
Desain ini saya buat dengan tujuan untuk membantu saya agar dapat mengupgrade diri secara terencana dan teratur sesuai dengan tujuan atau goal yang sudah saya tetapkan sebelumnya. Saya berharap dengan membuat desain pembelajaran saya pribadi, saya dapat mengoptimalkan kemampuan saya sebagai orang tua sekaligus guru bagi anak saya sehingga saya dapat melakukan transfer pengetahuan secara efektif bagi anak. Desain ini berpatokan pada goal saya untuk membangun peradaban dari rumah. Bidang ilmu yang saya pilih adalah parenting dan psikologi anak.

Ada 3 tahapan yang saya lakukan dalam membuat desain pembelajaran ini :

I.1 Mengenali potensi diri
Alhamdulillah sejak mengikuti program matrikulasi IIP saya mampu membaca dan meyakini potensi diri yang saya miliki. Saya adalah orang yang senang membuat perencanaan, senang beraktivitas dengan anak, senang belajar parenting dan senang membaca artikel-artikel yang berkaitan dengan psikologi anak. Dengan keyakinan ini, saya pun harus membuat desain pembelajaran diri saya agar saya dapat terus mengupgrade diri agar ilmu yang saya sukai itu dapat saya pahami dan saya terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

I.2 Tahapan membuat desain kurikulum pribadi

Berikut ini adalah kurikulum yang saya buat untuk diri saya pribadi, harapannya dengan mengikuti kurikulum ini saya dapat menjadi profesional dalam bidang parenting dan psikologi anak. 
No Ilmu yang ingin dipelajari Sarana pembelajaran Waktu Belajar Goal
1 Ilmu Parenting Membaca buku 2 lembar per hari memahami dan menuliskan ulang serta mengkaitkan dengan fakta di kehidupan sehari-hari (minimal 1 tulisan per minggu)




Diskusi parenting Minimal diskusi dengan suami Menceritakan dan berdiskusi tentang aktivitas harian anak (setiap hari dan menuliskannya dalam bentuk jurnal harian




Membaca artikel parenting 1 artikel per hari memahami dan menuliskan ulang serta mengkaitkan dengan fakta di kehidupan sehari-hari (minimal 1 tulisan per minggu)










2 Ilmu Psikologi anak Membaca artikel psikologi anak 1 artikel per hari memahami dan menuliskan ulang serta mengkaitkan dengan fakta di kehidupan sehari-hari (minimal 1 tulisan per minggu)

I.3 Tahapan Evaluasi
Setelah membuat kurikulum untuk saya pribadi, saya akan membuat evaluasi harian yang harus dinilai oleh suami saya. Tugas suami saya adalah mengecek dan memastikan semua tahapan kurikulum harian saya terlaksana dengan baik dengan mengisi ceklist evaluasi berikut ini :
Goal Evaluasi



Terlaksana Tidak terlaksana
memahami dan menuliskan ulang serta mengkaitkan dengan fakta di kehidupan sehari-hari (minimal 1 tulisan per minggu)



Menceritakan dan berdiskusi tentang aktivitas harian anak (setiap hari dan menuliskannya dalam bentuk jurnal harian



memahami dan menuliskan ulang serta mengkaitkan dengan fakta di kehidupan sehari-hari (minimal 1 tulisan per minggu)









memahami dan menuliskan ulang serta mengkaitkan dengan fakta di kehidupan sehari-hari (minimal 1 tulisan per minggu)




Berikut contoh jurnal harian diskusi aktivitas anak :
Jurnal harian aktivitas anak


Aktivitas :


Diskusi:


Hasil diskusi





II. Desain pembelajaran anak
Desain ini saya buat dengan tujuan agar saya dapat mengarahkan pembelajaran anak sesuai dengan potensi yang dimiliki. Goal nya adalah anak mencintai belajar sepanjang hidupnya. Desain pembelajaran ini dibuat dengan mengkondisikan diri saya sebagai anak. Apa yang disukai, membuat cara belajar yang asik dan menyenangkan. Harapannya anak dapat tumbuh paripurna sesuai dengan fitrahnya.

Ada 3 tahapan yang saya lakukan dalam membuat desain pembelajaran ini :

II.1 Mengenali potensi diri anak
Absi Mahandika Zuchri, usia 5 tahun 11 bulan.
Fitrah ilahiyah : diusia Absi saat ini, absi sudah mengenal dan yakin akan adanya Allah. Kami memiliki program mengaji dan membacakan buku islami yang saya pandu setiap harinya setelah sholat magrib. Dan itu sudah berjalan setiap hari hanya saja masih belum rutin dan masih suka bolong-bolong.
Fitrah belajar : Absi sangat suka dibacakan buku. Absi sangat suka bercerita tentang aktivitas harian yang dilakukannya. Dan berdasarkan hasil pengamatan kami, absi memiliki potensi verbal yang sangat baik dan dapat dikembangkan.
Fitrah bakat : Hingga saat ini saya belum melihat bakat absi, masih dalam proses pengamatan. Sesuai potensi yang dimiliki, saya mencoba akan mencarikan maestro yang berkaitan dengan kecerdasan verbal absi.

II.2 Tahapan membuat desain kurikulum anak
Kurikulum untuk absi (Sumber rujukan : http://catatanmamabelva.blogspot.co.id)







 



II.3 Tahapan Evaluasi
Desain kurikulum diatas belum terlaksana sama sekali, InsyaAllah akan terlaksana sesegera mungkin. Desain kurikulum masih dapat berubah sesuai kebutuhan. Evaluasi akan dilakukan seminggu sekali bersama suami.

Harapan saya semoga desain kurikulum diatas dapat terlaksana dengan baik, dan kami dapat konsisten dalam pelaksanaannya agar dapat tercapai seluruh goal yang kami buat.

Semoga Allah berikan kemudahan kami dalam menuju kebaikan. Semoga Allah meridhoi terciptanya generasi beradab.

Be Profesional Mom For The Best Generation...



Minggu, 11 Juni 2017

NICE HOMEWORK #4 - MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH


NICE HOMEWORK #4
MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH

Bismillah...
Puji syukur Alhamdulillah saya bisa mengerjakan Nice Homework #4 ini di detik akhir batas waktu pengumpulan NHW. Setelah seminggu bergumul dengan kesibukan sana-sini (lebay hehe), akhirnya baru kepegang juga NHW dari program matrikulasi IIP batch 4 ini.

Langsung to the poin, tanpa basa-basi berhubung udah hampir teler yang ngerjain (alias ngantuk puoll;b)

  • Mari kita lihat NHW #1, apakah sampai saat ini anda tetap memilih jurusan ilmu tersebut di universitas kehidupan ini? Atau setelah merenung beberapa minggu ini, anda ingin mengubah jurusan ilmu yang akan dikuasai?

    Jawab :
    Pada NHW #1 lalu, saya memilih jurusan parenting sebagai ilmu yang saya dalami dalam universitas kehidupan saya. Dan hingga minggu ini saya masih tetap pada pendirian saya untuk terus mendalami ilmu parenting. Ada 1 bidang ilmu lagi yang ingin saya tambahkan dalam universitas kehidupan saya, yaitu ilmu psikologi anak. Mengapa saya memilih ilmu ini? Karena saya ingin melakukan pendekatan kepada anak dari segi ilmu psikologi. Saya ingin dapat membaca perilaku yang nampak pada anak dan keluarga saya. Saya yakin ilmu ini dapat berjalan beriringan dengan ilmu parenting karena pada hakikatnya dalam ilmu parenting juga diperlukan pemahaman psikologi dalam hal melihat perilaku anak, melihat respon anak, melakukan pendekatan pada anak. Dengan ilmu psikologi saya berharap dapat menempatkan diri untuk merespon serta berperilaku yang baik dan tepat saat berinteraksi dengan anak, suami, dan anggota keluarga lainnya.

  • Mari kita lihat Nice Homework #2, sudahkah kita belajar konsisten untuk mengisi checklist harian kita? Checklist ini sebagai sarana kita untuk senantiasa terpicu “memantaskan diri” setiap saat. Latih dengan keras diri anda, agar lingkungan sekitar menjadi lunak terhadap diri kita.

    Jawab :
    Jujur saya belum konsisten mengisi checklist harian, bahkan saya sendiri belum mengeprint dan mengisi ceklist yang sudah saya buat sendiri. Ada beberapa poin yang sudah berhasil saya terapkan secara rutin. Akan tetapi ada juga yang banyak belum konsisten saya terapkan. Kelemahan yang saya miliki hingga saat ini menurut saya adlah, saya masih belum memanage waktu yang saya miliki dengan baik. Masih banyak waktu yang terbuang sia-sia tanpa adanya managemen waktu yang baik. Tanpa adanya jadwal kegiatan harian rutin.
    Kedepannya saya akan print cheklist harian yang sudah saya buat, dan saya akan membuat jadwal harian rutin. Sebagai evaluasinya, saya akan meminta kepada suami agar men-cheklist apa yang sudah saya kerjakan setiap harinya sesuai jadwal. Jika tidak sesuai, tentu saya harus menerima konsekuiensi teguran dari pak suami.
    Bismillah...semoga saya konsisten menjadi lebih baik. Semangaatt

  • Baca dan renungkan kembali Nice Homework #3, apakah sudah terbayang apa kira-kira maksud Allah menciptakan kita di muka bumi ini? Kalau sudah, maka tetapkan bidang yang akan kita kuasai, sehingga peran hidup anda akan makin terlihat.

    Jawab :
    Misi Hidup : Membangun peradaban dari rumah, mendidik generasi terbaik (bertanggung jawab, empati, jujur, sholeh, terjaga dan bertumbuh fitrahnya dengan baik, sholih dan bermanfaat bagi umat), Menebar manfaat (membagi ilmu-ilmu yang sudah dipelajari, aktif menulis)
    Bidang : Pendidikan Ibu dan Anak, psikologi anak
    Peran : Ibu yang sholihah, yang dapat memberi inspirasi dan teladan bagi keluarga dan lingkungan sekitarnya.
  • Setelah menemukan 3 hal tersebut, susunlah ilmu-ilmu apa saja yang diperlukan untuk menjalankan misi hidup tersebut.


    1. Bunda Sayang : Ilmu-ilmu seputar pengasuhan anak dan psikologi anak
    2. Bunda Cekatan : Ilmu-ilmu seputar manajemen pengelolaan diri, waktu dan rumah tangga
    3. Bunda Produktif : Ilmu mengelola bsinis kuliner, ilmu mengelola bisnis online
    4. Bunda Shaleha : Belajar tahsin, belajar sirah , Belajar tarbiyah anak

  • Tetapkan Milestone untuk memandu setiap perjalanan anda menjalankan Misi Hidup

    Jawab:
    KM 0 – KM 1 ( tahun 1 ) : Menguasai ilmu pengasuhan, ilmu manage diri, waktu dan keluarga
    KM 1 – KM 2 (tahun 2 ) : Menguasai ilmu psikologi anak
    KM 2 – KM 3 (tahun 3 ) : Menguasai ilmu mengelola bisnis kuliner offline dan online
    KM 3 – KM 4 ( tahun 4) : Menguasai Ilmu agama, siroh, tahsin

  • Koreksi kembali checklist anda di NHW#2, apakah sudah anda masukkan waktu-waktu untuk mempelajari ilmu-ilmu tersebut di atas. Kalau belum segera ubah dan cantumkan.

    Jawab :
    Ada beberapa hal yang belum saya cantumkan. Saya akan ubah NHW #2 saya dan akan saya print dan di uraikan kembali menjadi kegiatan harian rutin yang akan dievaluasi secara langsung oleh suami.


Bismillah,,,akan saya lakukan..semoga saya bisa konsisten dan mencapai keseluruhan milestone yang sudah saya buat sendiri sesuai dengan target yang sudah ditetapkan..

Lakukan, lakukan, lakukan, lakukan


SEMANGAT...BE THE BEST MOM FOR THE BEST GENERATION^_^

Jumat, 02 Juni 2017

NICE HOMEWORK #3 - MEMBANGUN PERADABAN DARI DALAM RUMAH


Bismillahirrohmaanirrohiim...

Pada pekan ketiga ini Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan Nice Homework Institut Ibu Profesional yang diberikan. Jika dilihat semakin lama, materi yang diberikan dan tugas yang diberikan semakin mendalam. Kita dituntut menyelami diri dan keluarga kita sendiri, menceritakan tentang aliran rasa yang kita alami dalam keluarga. Buat saya ini tidak mudah, akan tetapi saya bertekad untuk dapat menyelesaikan setiap tantangan yang diberikan. sehingga tercapai goal saya menjadi ibu profesional kebanggan keluarga. Amin...

Berikut tugas yang diberikan pada NHW #3 kali ini,

1. Membuat surat cinta untuk suami dan lihat responnya
2. Ceritakan potensi anak
3. Lihat potensi diri
4. Ceritakan kehendak Allah mengapa kita dihadirkan ditengah keluarga kita
5. Lihat lingkungan, tantangan apa saja yang ada dilingkungan

Berikut jawaban yang saya berikan dalam NHW #3

Surat Cinta Untuk Suami

Suamiku tercinta...

Sungguh tidak ada kata yang dapat aku ucapkan selain terima kasih sebesar-besarnya sudah menjadikan ku menjadi istrimu. Ya diri ini bukanlah wanita sempurna, bukan dari keluarga yang sempurna, tapi kau mau hadir meminang diriku.

Suamiku tercinta...

Aku ingat ketika kau ucapkan janji ikrarmu dihadapan ayahku dan penghulu. Begitu mantapnyanya kau ucapkan “saya terima nikah dan kawinnya...” haru dan bahagia rasanya hati ini. Mulai hari ini kau pikul semua beban ayahku, kau ambil alih beban dari orangtua ku. Kau ambil beban berat bertanggung jawab terhadap semua dosa dari akhlak dan perilakuku, bertanggung jawab menafkahiku, bertanggung jawab terhadap perilaku anak-anakmu, dan bertanggung jawab pula terhadap orangtuamu dan orangtuaku. Terima kasih sayang...

Suamiku tercinta...

Aku ingat dikala awal pernikahan kita, betapa kita harus mengalami hubungan jarak jauh. Padang-banjarnegara memisahkan kita. Tetapi betapa pengorbananmu luar biasa dengan menyempatkan pulang menemuiku sebulan sekali tanpa memikirkan betapa lelahnya dirimu dengan perjalanan yang kau tempuh. Naik pesawat, disambung kereta, disambung bis..menempuh perjalanan jauh yang melelahkan. ah...aku tidak membayangkan betapa lelahnya dirimu saat itu. Perih, sedih dengan pertemuan yang sangat singkat kadang hanya semalam kita bertemu. Perih dan sedih dengan perpisahan saat melepasmu pergi lagi untuk waktu kembali yang entah kapan.
Terima kasih sayang...

Suamiku tercinta...

Ketika kukabari kehamilanku,,,aku lihat wajah antara takut, khawatir,,mungkin dirimu belum siap menerima kehamilanku dengan kondisi kita saling berjauhan, bahkan tanpa sanak keluarga didekatku..
Bukan hanya dirimu..bahkan akupun merasakan hal yang sama. Disini aku sendiri merasakan kehamilanku sendiri. Tanpa orangtua disisiku, tanpa dirimu, tanpa sanak saudara. Mual, pusing, aku rasakan sendiri. Kadang aku sering menangis sendiri..membayangkan dan berandai-andai...
Andai dirimu disini, tentu aku bisa diantar cek kesehatan rutin bersamamu..
Andai dirimu disini, tentu aku akan merasakan belaian dan elusan sayang mu dikala aku mual dan pusing
Andai dirimu disini, tentu kau akan membelikan makanan yang kumau..
ah,,,andai saja...
Hari demi hari...kehamilan semakin besar, semakin payah..tetapi dirimu selalu menyempatkan hadir sebisa mungkin disisiku...
Terima kasih sayang...

Suamiku tercinta...

Melihat latar belakangmu yang anak bungsu, aku pesimis apakah dirimu bisa peduli dan menyayangi anakmu. Setahuku dari cerita ibu mertua, bahkan hingga sebesar ini dirimu masih disuapi saat minum obat. Aku pesimis dengan kedewasaanmu membina keluarga kita. Tapi ternyata waktu membuktikan bahwa semua perasaanku salah. Ketika anakmu lahir,,aku lihat betapa sigap dan dewasanya dirimu. Betapa binar matamu memandang anakmu menunjukkan betapa engkau sangat penyayang. Dirimu tidak segan mengganti popok, menceboki, bahkan menggendong dan menenangkan anakmu dikala ia menangis.
Terima kasih sayang...

Suamiku tercinta...

Aku ingat ketika engkau memintaku untuk keluar kerja demi membesarkan anak kita. Kau katakan bahwa anak kita sangat membutuhkanku. Engkau memohon betapa aku benar-benar harus dirumah. Tahukah sayang? Sungguh sangat berat melepaskan semua ini. Apa yang kucapai hingga saat ini adalah pengorbanan yang luar biasa dari orangtuaku. Betapa keadaanku yang kurang baik diwaktu kecil membuatku dendam terhadap keadaan. Aku sangat berambisi untuk tidak kembali ke masa itu. Akan tetapi dirimu berhasil meyakinkan diriku dan orangtuaku..engkau menyiapkan masa pensiunku dengan sangat baik. Hingga aku dan orangtuaku dapat dengan ikhlas menerimaku keluar kerja.
Terima kasih sayang...

Suamiku tercinta...

Hari ini kita bersama,,setelah apa yang kita lalui selama beberapa tahun berpisah. Aku dirumah membesarkan dan membimbing anak kita, memenuhi semua kebutuhanmu dirumah. Dan dirimu mencari rezeki yang halal untuk kami. Sungguh aku sangat bahagia dengan kondisi kita saat ini.
Terima kasih sayang...

Suamiku tercinta...

Aku tahu sebagai seorang istri, diriku amat jauh dari sempurna. Aku yang masih suka egois, suka ngambek, suka baper..maafkan diriku sayang..
Aku pun tahu tidak ada manusia yang sempurna, sehingga aku tidak perlu menuntut apapun darimu, aku harus berusaha berbaik sangka padamu karena aku tahu bahwa dirimu pun terus menerus belajar memperbaiki diri dan kekurangan mu.

Sayang...

Amatlah berat tugas dan tanggung jawab kita sebagai orang tua,,jangan lelah ya untuk terus belajar...kita bangun bersama peradaban terbaik dari keluarga kecil kita. Kita cetak generasi emas untuk masa depan negeri yang lebih baik. Semangat ya sayangku...

Terakhir aku berdoa pada Allah,,di surat yang aku buat di bulan ramadhan ini, semoga Allah ijabah doa ini.
Suamiku,,,semoga dirimu menjadi iman terbaikku...
Suamiku,,,semoga dirimu terus semangat belajar untuk menjadi ayah teladan terbaik anak-anakmu...
Suamiku,,,semoga Allah jadikan keluarga kita sakinah mawadah warohmah...
Suamiku,,,semoga Allah memberikan kepada kita anak keturunan penyejuk hati
Sumaiku,,, Semoga Allah limpahkan rahmat dan kasih sayangNya pada keluarga kita
Suamiku,,,semoga Allah kumpulkan dirimu, diriku, keluarga kita di syurgaNya
Amin.. Allahumma Amin...

Dengan penuh cinta, istrimu tersayang...

Surat diatas saya berikan ketika suami pulang kerja, saya meletakkannya diatas baju ganti yang sudah saya siapkan diatas kasur (kebetulan kamar kami dilt 2). saya tidak melihat responnya saat membaca surat saya. Akan tetapi begitu turun saya lihat wajahnya senyum-senyum malu sambil mencubit dagu saya dan bilang terima kasih. Malamnya ga usah saya teruskan ya,,,bikin baper,,yg jelas suami saya selalu romantis setiap hari wkwkwkwk;b

Potensi anak

Saya dianugerahi seorang anak yang sekarang usianya 5,8 tahun. Namanya Absi Mahandika Zuchri yang artinya orang yang ahli Al Qur'an, berilmu, berbudi pekerti luhur putra zulchairi dan rina. Absi dari kecil saya lihat sangat cerewet. Dia bisa dengan sangat mudah menceritakan hari-hari yang dilaluinya, dia sangat suka membaca dan dibacakan buku. Absi pun sangat suka bermain musik, dia suka bernyanyi dan suka menciptakan lagu sesuai hayalannya. Akan tetapi hati absi agak sensitif, dia mudah sekali sedih apabila ada yang mengganggu perasaanya (contoh ketika dia merasa dimarahi temannya padahal dia tidak berbuat salah), terkadang saya menilai absi terlalu lembut hatinya hingga dia tidak mau melawan atau berkata bila di zolimi aka dibully. Absi mudah bergaul, dan suka tertawa paling keras diantara temannya walaupun terkadang tertawa untuk hal yg tidak lucu (klo gitu gantian bundanya yang ketawa wkwkwk)
Dari kesehariannya saya bisa mengambil beberapa kesimpulan saat ini :
  1. Absi memiliki potensi menjadi seniman
  2. Absi memiliki potensi menjadi sastrawan karena kesukaannya dibacakan buku dan menceritakan kegiatannya dengan sangat antusias dan bersemangat


Potensi diri..

Berbicara potensi diri, saya sendiri hingga dewasa ini masih belum dapat memahami potensi diri. Tetapi yang jelas saya mengenal diri saya sebagai sosok perfeksionis yang selalu bersemangat dan serius saat mengerjakan sesuatu. Sewaktu bekerja pun saya tidak tahu apakah pekerjaan yang saya lakukan adalah yang sesuai dengan bidang saya. Tetapi saya baru menyadari belakangan bahwa saya sangat menyukai hal-hal yang berkaitan dengan bidang perencanaan. Saya suka menyusun proposal proyek dan merencanakan proyek. Hal ini saya aplikasikan dalam kehidupan rumah tangga saya, saya membuat perencanaan keluarga, saya menyusun proyek harian anak, dan bahkan saya menyusun menu makanan dalam jangka waktu tertentu. Selain itu saya sangat suka membaca artikel-artikel psikologi anak. Saya betah berlama-lama duduk hanya untuk membaca psikologi anak. Bahkan saya berencana jika anak-anak saya sudah akil baligh (kurang lebih umur 15 tahun) saya berencana kuliah kembali dengan jurusan psikologi terapan. Semoga Allah meridhoi apa yang saya rencanakan. Amin.

Misi Allah melahirkan saya ditengah keluarga saya

Disini saya akan membagikan cerita saya, saya beri judul cerita saya dengan kata “DENDAM”. Ada apa dengan dendam?

Klo denger kata dendam yg terlintas dipikiran mah sesuatu yg jahat n negatif ga sih? Alhamdulillah kalo saya mah engga setelah baca pencerahan dr bunda elly risman dalam tulisannya yg berjudul "tega" ada sedikit pembahasan mengenai dendam positif hehe... Bicara soal dendam, saya dendam banget sama masa kecil dulu. Udah ortu orang ga punya, eh mosok punya anak baru satu2nya tega bener ditinggalin dijawa demi nyari sesuap nasi dijakarta (sesuap nasi bukan segenggam emas, lha wong buat makan aja rempong). Sebagai seorang anak perasaan hancur berkeping2*lebay dikit...tp emang beneran sedih,marah, campur aduk deh rasanya. Setiap saat berpisah sedih pake banget nangis berhari2...ya ada berhentinya juga sih..tp mau gimana lagi meratapi nasib. No body care about me. Itu yg ada dipikiran kecil saya. Setiap hari selalu bertanya2..knp orang lain bisa bareng sama ortunya tp aku enggak?no day without crying walaupun cuma nangis kecil n diam2. Keadaan ekonomi,lingkungan yg kurang baik membuat saya harus dititipkan disana sini. Mulai dari jawa, bekasi,jawa lagi...ga ada yg peduli perasaan saya (menurut pikiran kecil saya). Saat baru masuk smp saya benar2 dilepas mandiri dijawa. Sebagai seorang anak tentu saya menginginkan kasih sayang dan perhatian, sayangnya justru saya harus mandiri tanpa bimbingan. Saya belajar sendiri ,mencuci baju sendiri, kadang saya pun harus memasak untuk mbah, menyiapkan semua keperluan sendiri. Sebagai seorang anak yg baru lulus sd terkadang ada perasaan tidak terima, sedih, tidak nyaman. Sering baju yg saya cuci terlihat dekil dan kotor krn kurang bersih mencucinya. But no body care..saya benci keadaan ini. Hingga sma tidak ada yg membimbing saya untuk belajar...setelah lulus sma ortu saya tidak yakin bisa menguliahkan saya, berbekal tekad dan hutang saya bisa masuk kuliah, saya pun mencari2 beasiswa dan kerja sebagai asisten dosen. Alhamdulillah dengan ijin Allah akhirnya saya lulus dengan selamat. Ah..Seandainya ortu saya orang berpendidikan tentu saya akan diajarinya... Seandainya saya dibimbing tentu saya akan masuk perguruan tinggi favorit... Seandainya ortu saya mampu tentu saya tidak akan dititipkan... Seandainya..seandainya..dan seandainya lagi... Ah sudahlah..emang ini sudah takdir saya. Melihat kondisi ortu, saya bertekad menjadi orang yg berhasil...berkat doa ortu saya pun berhasil lulus kuliah, berhasil bekerja ditempat yg baik dan Alhamdulillah ekonomi membaik. Saya ingin membalas dendam terhadap semua kesusahan yg saya dan ortu alami. Sejak kerja orientasi hidup saya berubah..saya harus bisa membahagiakan ortu saya dengan cara banyak uang...*jiwa matrenya muncul wkwkwkwk. So...saya selalu menabung..berhemat..menabung..dan berhemat..hingga saya menikahpun tidak ingin ortu susah..saya pakai tabungan saya untuk biaya menikah seadanya. Semua membaik, keadaan berubah, ekonomi meningkat dan terlihat betapa bangganya ortu ke saya. But itu ga bertahan lama, suami saya meminta untuk saya fokus dirumah dan berhenti kerja. Mulailah kegalauan saya...ortu saya tidak terima ketika saya menyampaikan niat ini. Saya pusing harus mencari cara agar ortu ikhlas lahir batin. Oke..untuk menenangkan ortu saya harus punya penghasilan walaupun tidak bekerja. Penuh perjuangan saya dan suami merencanakan persiapan pensiun saya. Dengan ijin Allah..kami bisa membeli rumah yg kami kost2kan dan dengan ijin Allah juga saya bisa membuka usaha warung bakso ceria. Dengan ini saya bisa membuktikan jika saya masih punya penghasilan walaupun saya keluar kerja. Alhamdulillah ortu ikhlas meridhoi keinginan saya dan suami. Tidak mudah bagi saya juga sebenarnya melepas semua yg saya perjuangkan dari kecil, melepas semua dendam saya yg berorientasi pada duniawi. Seiring waktu berjalan Allah merubah hati dan niat saya serta semua dendam saya..sekarang saya memiliki dendam yg menurut saya jauh lebih baik. Dendam membesarkan anak saya dengan penuh cinta dan kasih. Jangan khawatir sayang anak bunda yg sholeh..bunda ga akan biarkan kamu merasakan apa yg bunda rasakan..saat kamu terbangun, kamu akan lihat senyum termanis bunda dengan pelukan hangat, setiap saat setiap waktu. Bunda akan bimbing km melangkahi setiap langkah kehidupanmu. Bunda akan dengarkan semua ceritamu..candamu..tawamu..sedihmu.. Bunda akan selalu disini, dekat denganmu. Semoga kelak engkau tumbuh dewasa dengan penuh cinta. Amin

Misi Allah menghadirkan keluarga kami dilingkungan tempat tinggal kami

Alhamdulillah sangat bersyukur saya berada dilingkungan saat ini, walaupun ini bukan lingkungan ideal yang saya bayangkan selama ini. Saya tinggal di sebuah gang dilingkungan padatnya jakarta. Tetapi Allah benar-benar mengirim kami dilingkungan yang sangat baik untuk daerah padat seperti jakarta, saya masih menemukan lingkungan seperti ini. Rumah saya seperti cluster di gang. Hanya 7 rumah dalam 1 pagar besar. Pagar besar pun sangat terbuka dengan lingkungan luar. MasyaAllahnya dari 7 rumah, 3 rumah punya anak lelaki yang sangat terpelajar, santun, dan baik perkataannya. Sungguh saya harus bersyukur dengan semua keadaan ini. Terbayar sudah perjuangan kami memiliki rumah sendiri dengan lingkungan baik walaupun dipusat kota (biasanya identik dengan lingkungan padat penduduk, dan tidak ramah anak). Hubungan saya dengan tetangga berlangsung sangat baik, saling bertegur sapa, saling berbagi. Akan tetapi saya tidak pernah berlama-lama diluar untuk mengobrol atau ngerumpi hehe...Saya juga merasa beruntung karena anak-anak di sekitar rumah saya dididik untuk paham agama. Terlihat di bulan ramadhan ini, mereka semua berpuasa, sholat di masjid setiap saat. Alhamdulillah anak saya pun tertular dan termotivasi kebaikannya. Sholat berjamaah di masjid, puasa, dsb. Ada 1 keluarga dalam lingkungan saya yang masih suka menerapkan kekerasan pada anaknya dan saya berteman di sosial media. Saya berharap dengan saya sering memposting hubungan orangtua dan anak serta ilmu-ilmu parenting semoga tetangga saya bisa membaca dan berubah menjadi lebih baik dalam mendidik dan menghadapi anak-anaknya. Amin...